JAKARTA - Bhayangkara Presisi Lampung FC harus berterima kasih kepada Aqil Savik. Jika bukan karena aksi impresifnya pada duel kontra Madura United FC, The Guardian mungkin bakal pulang dari Gelora Madura Ratu Pamelingan dengan tangan hampa.
Bhayangkara FC datang ke Gelora Madura Ratu Pamelingan dengan modal apik. Anak asuh Paul Munster itu baru kalah sekali dari 12 pertemuan sebelumnya melawan tuan rumah.
Namun inkonsistensi Bhayangkara FC di BRI Super League musim ini tak bisa menjamin segalanya. Apalagi mereka berstatus tim promosi.
Setelah kembali promosi, Bhayangkara FC melakukan perombakan tim. Tetapi siapa sangka, Aqil Savik terus dipertahankan manajemen, termasuk rekannya sesama penjaga gawang, Awan Setho Raharjo.
Awal musim menjadi momen penting bagi Aqil Savik membuktikan kualitasnya kepada Paul Munster. Tiga laga pertama Bhayangkara FC, pelatih asal Irlandia Utara itu memilih memainkan Awan Setho.
Sayang, kiper kelahiran Semarang 28 tahun itu kebobolan empat kali. Munster lantas memilih memainkan Savik dengan segala 'perjudiannya'. Keputusan jitu, Savik mampu membayar kepercayaan dengan baik.
Laga melawan Persis Solo jadi momen di mana Savik dipercaya tampil berdiri di bawah mistar gawang. Bermain selama 90 menit, ia mampu menjaga gawangnya dari kebobolan alias clean sheet.
Setelah jeda internasional, Munster lagi-lagi memberikan kepercayaan penuh kepada Savik untuk menjaga gawang Bhayangkara FC, tepatnya kala berhadapan ddengan Madura United di kandang lawan.
Momen puncaknya terjadi menit 88. Madura United mendapatkan penalti, Pedro Monteiro menjadi algojo. Tendangannya mengarah ke kanan Savik, namun sang Guardian mampu menepisnya dan mencegah Bhayangkara FC pulang ke Lampung dengan tangan kosong.
Berikutnya, Bhayangkara FC akan menjamu Persik Kediri. Akankah Savik kembali dipercaya dan menjaga catatan clean sheet-nya menjadi tiga kali beruntun?