Persatuan Sepakbola Indonesia Kutaraja, atau yang lebih akrab dikenal dengan Persiraja Banda Aceh, merupakan klub kebanggaan masyarakat Aceh. Nama Kutaraja sendiri adalah sebutan lama untuk Kota Banda Aceh. Klub ini resmi berdiri pada 28 Juli 1957, dan sejak itu menjadi simbol semangat serta kebanggaan sepak bola di ujung barat Indonesia.
Persiraja memiliki dua stadion kebanggaan, yaitu Stadion H. Dimurthala di Lampineung dan Stadion Harapan Bangsa. Keduanya dikenal angker bagi tim lawan. Bukan hanya karena kualitas permainan tim, tetapi juga berkat dukungan luar biasa dari para suporter fanatik mereka.
Suporter Persiraja terbagi dalam dua kelompok besar, yakni Skuller (Suporter Kutaraja Untuk Lantak Laju) dan Ultras Persiraja. Kedua kelompok ini terkenal dengan semangat tinggi sekaligus sportivitasnya. Atmosfer di stadion saat mereka bernyanyi dan memberi dukungan kerap membuat lawan tertekan.
Puncak kejayaan Persiraja terjadi pada tahun 1980, ketika mereka menjuarai ajang Perserikatan, kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia kala itu. Di partai final yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Laskar Rencong sukses menundukkan Persipura Jayapura dengan skor 3-1. Dua gol dicetak oleh Bustamam, sementara satu gol lainnya lahir dari kaki Rustam Syafari. Kemenangan ini menjadikan Persiraja sebagai kebanggaan Aceh sekaligus menorehkan sejarah besar dalam sepak bola nasional.
Meski kini kembali berjuang di kasta kedua, Persiraja tetap menjadi ikon sepak bola Aceh. Dukungan publik, semangat suporter, dan sejarah panjang yang dimiliki membuat klub ini selalu punya tempat istimewa di hati masyarakat. Bagi warga Aceh, Persiraja bukan sekadar klub sepak bola, melainkan lambang harga diri dan semangat juang dari Tanah Rencong.